BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Sejak nenek moyang dahulu kala, kerjasama dan saling melindungi telah muncul
bersama-sama dengan peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata
kehidupan sosial masyarakat atau kelompok-kelompok manusia dalam rangka untuk
mempertahankan hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi alam
sekitarnya.
Berangkat dari kebutuhan
bersama tersebut, terjadi kerjasama antar manusia dan mulai unsur-unsur
kepemimpinan. Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah
orang-orang yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati
secara bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan
bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain.
Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak
ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.
Seorang pemimpin harus mampu memperhatikan dan
berusaha untuk mempengaruhi serta mendorong karyawannya agar dapat menjalankan
tugasnya dengan baik. Seorang pemimpin harus menerapkan pola kepemimpinan yang
tepat, sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi. Menurut Heidjrahman dan
Husnan (2000:225) berbagai perilaku pemimpin antara lain: pertama the
autocratic leader atau pemimpin otokratik yaitu seorang pemimpin yang
otokratik menganggap bahwa semua kewajiban untuk mengambil keputusan, untuk
menjalankan tindakan, dan untuk mengarahkan, memberi motivasi dan mengawasi
bawahannya terpusat ditangannya, kedua the participative leader atau pemimpin
partisipatif yaitu apabila seorang pemimpin menggunakan gaya partisipatif ia
menjalankan kepemimpinannya dengan konsultasi, dan ketiga the free rein
leader yaitu
apabila pemimpin menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan tersebut
kepada para bawahan, dalam artian pimpinan menginginkan agar para bawahan bisa
mengendalikan diri mereka sendiri di dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi dan Faktor Kepemimpinan
1.
Kepemimpinan adalah pengaruh antar
pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk
mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu. (Tannebaum, Weschler and Nassari,
1961, 24)
2.
Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang
memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared
Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7)
3.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang
mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama.
(Rauch & Behling, 1984, 46)
4.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang
memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan
kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan. (Jacobs & Jacques, 1990, 281)
5.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang
memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan
kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan. (Jacobs & Jacques, 1990, 281)
6.
Menurut Sarros dan Butchasky (1996),
"leadership is defined as the purposeful behaviour of influencing others
to contribute to a commonly agreed goal for the benefit of individual as well
as the organization or common good". Menurut definisi tersebut,
kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu
untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan
bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.
Dari
beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan
terjadi apabila
seseorang dapat mengerahkan kemampuannya untuk dapat mempengaruhi orang lain
baik secara perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Dari
definisi yang telah ada, maka kepemimpinan dapat terjadi jika ada faktor-faktor
dari seseorang yang menjadi pemimpin, para pengikutnya, serta situasi dimana pemimpin
dapat menerapkan kepemimpinannya terhadap para pengikutnya guna mencapai tujuan
tertentu.
2.2
Tipe Kepemimpinan
Tipe-tipe
pemimpin dari beberapa faktor yang menyebabkan seseorang dapat menjadi pemimpin
yaitu :
1.
Leader by the position achieved
(Seseorang yang menjadi pemimpin dikarenakan posisi yang diperolehnya).
Contohnya : Dr. H. Susilo Bambang
Yudhoyono adalah Presiden RI ke enam dan Presiden pertama yang dipilih langsung
oleh Rakyat Indonesia. Bersama Drs. M. Jusuf Kalla sebagai wakil presidennya, beliau
terpilih dalam pemilihan presiden di 2004 dengan mengusung agenda
"Indonesia yang lebih Adil, Damai, Sejahtera dan Demokratis",
mengungguli Presiden Megawati Soekarnoputri dengan 60% suara pemilih. Pada 20
Oktober 2004 Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik beliau menjadi Presiden. Pada
tanggal 20 Oktober 2009, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono kembali di lantik sebagai
Presiden RI untuk periode 2009-2014, setelah bersama pasangannya Prof. Dr. Boediono
memenangkan Pemilihan Umum Presiden pada 8 Juli 2009 dalam satu putaran langsung
dengan memperoleh 60,80%, mengalahkan pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo
Subianto dan Muhammad Jusuf Kalla-Wiranto.
2.
Leader by personality, charisma
(Seseorang yang menjadi pemimpin dikarenakan kepribadiannya yang menonjol atau
kharisma yang dimilikinya.
Contohnya : Ahmad Dinejad merupakan
seseorang yang menjadi pemimpin dikarenakan kepribadiannya dan kharisma yang
dimilikinya.
3.
Leader by moral example (Seseorang yang
menjadi pemimpin karena memiliki moral yang baik, menjadi contoh moral bagi
banyak orang.
Contohnya : Nabi Muhammad
4.
Leader by power held (Seseorang yang
menjadi pemimpin dikarenakan kekuasaan yang dimilikinya.
Contohnya
: Muammar Khadafi
5.
Intellectual leader (Seseorang kemampuan
intelektualnya.)
Contohnya
: Seorang pejabat staf khusus di Bappenas.
6.
Leader becouse of ability to accomplish
things (Seseorang yang menjadi pemimpin dikarenakan keberhasilannya mencapai
prestasi tertentu.)
Contohnya : Stephen Gerrald, pria
bertinggi badan 188 cm, sampai sekarang masih bermain untuk Liverpool F.C. sejak tahun 1997.
2.3
Gaya Kepemimpinan
Menurut
Miftah Thoha, ada empat gaya dasar kepemimpinan yang biasa dipakai
dalam
pengambilan keputusan yaitu :
1.
Delegating, perilaku pemimpin ini rendah
dukungan dan rendah pengarahan atas tugas yang diberikan kepada bawahan.
Bawahanlah yang memiliki kontrol untuk memutuskan tentang bagaimana cara
pelaksanaan tugas. Pemimpin memberikan kesempatan yang luas bagi bawahan untuk
melaksanakan pertunjukan mereka sendiri karena mereka memiliki kemampuan dan keyakinan
untuk memikul tanggung jawab dalam pengarahan perilaku mereka sendiri. Gaya
kepemimpinan delegasi banyak terdapat pada struktural pemerintahan. Di Bappenas
contohnya, seorang deputi dalam melaksanakan tugasnya lebih banyak
mendelegasikan kepada direktur-direktur sesuai bidangnya, deputi tersebut tidak
mengetahui secara detail program-program apa saja yang dilakukan oleh para
direkturnya. deputi tersebut hanya memperoleh laporan secara umum atas program
yang telah dilakukan.
2.
Participating, pemimpin dengan gaya
kepemimpinan partisipasi, lebih menekankan pada dukungan tetapi rendah
pengarahan, karena posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pembuatan
keputusan dipegang secara bergantian. Pemimpin dan pengikut saling
tukar-menukar ide dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Tanggung
jawab pemecahan masalah dan pembuatan keputusan sebagian besar berada pada
pihak pengikut. Contohnya : Koperasi Karyawan/Koperasi Pegawai.
3.
Consultation, perilaku pemimpin ini
tinggi pengarahan dan tinggi dukungan. Pemimpin masih banyak memberikan
pengarahan dan masih membuat hampir sama dengan keputusan, tetapi hal ini
diikuti dengan meningkatnya komunikasi dua arah dan perilaku mendukung. Meskipun
dukungan ditingkatkan, pengendalian (control) atas pengambilan keputusan tetap pada
pemimpin. Contohnya : pemimpin organisasi/LSM. Ketua BEM (Badan Eksekutif
Mahasiswa) di dalam setiap melaksanakan tugas-tugasnya, biasanya membahas
setiap permasalahan dalam rapat bersama pengurus BEM lainnya. Keputusan yang
dihasilkan biasanya merupakan kesepakatan bersama.
4.
Instruction, gaya pemimpin tipe ini
dicirikan dengan komunikasi satu arah. Pemimpin memberikan batasan peranan
pengikutnya dan memberitahu mereka tentang apa, bagaimana, bilamana, dan dimana
melaksanakan berbagai tugas. Inisiatif pemecahan masalah dan pembuatan
keputusan semata-mata dilakukan oleh pemimpin. Contoh tipe kepemimpinan
instruction ada pada para petinggi/panglima TNI, dimana dibutuhkan komunikasi
hanya satu arah, dan bersifat perintah kepada bawahannya.
BAB III
KEPEMIMPINAN
MUAMMAR AL-QADDAFI
3.1 Biografi Muammar Al-Qaddafi
Muammar Abu Minyar
al-Qaddafi lahir di Surt, Tripolitania, 7 Juni 1942, anak termuda dari sebuah
keluarga miskin Badawi (Bedouin) di daerah gurun pasir di Sirte. Ibunya seorang
Yahudi yang memeluk agama Islam sejak usia 9 tahun. Hal ini membuat Judaisme
menganggap Khadafi seorang Yahudi. Muammar Khadafi mengenyam pendidikan SD
tradisional yang religius dan pada usia remaja bersekolah di SMU Sebha di
Fezzan dari 1956 hingga 1961. Khadafi dan sekelompok kecil teman-temannya yang
dia temui di sekolah ini kemudian membentuk kepemimpinan utama dari sebuah
kelompok revolusiner militan yang kelak merebut kekuasaan negara Libya.
Inspirasi bagi Khadafi adalah Gamal Abdul Nasser, seorang negarawan yang
populer di Mesir, yang naik ke takhta kepresidenan dengan meminta persatuan
Arab dan menghujat Barat. Pada 1961, Khadafi dikeluarkan dari Sebha karena
aktivitas politiknya.
Dia kemudian kuliah di Universitas Libya, di mana dia lulus dengan nilai yang sangat baik. Dia lalu bergabung dengan Akademi Militer di Benghazi pada 1963, di mana dia dan beberapa rekan militannya membentuk sebuah kelompok rahasia yang bertujuan menjatuhkan monarki Libya yang pro-Barat. Setelah lulus pada 1965, dia dikirim ke Britania untuk latihan lanjutan, dan kembali pada 1966 sebagai seorang opsir dalam Korps Sinyal. Khadafi mempunyai delapan anak, tujuh di antaranya lelaki. Putranya yang paling tua, Muhammad Khadafi adalah ketua Komite Olimpiade Libya. Putra tertua kedua Al-Saadi Khadafi, adalah ketua Federasi Sepak Bola Libya, bermain di tim Seri A, Perugia, dan juga bermain film. Satu-satunya putrinya, Ayesha Khadafi, adalah seorang pengacara yang telah bergabung dengan tim pengacara Saddam Hussein.
Dia kemudian kuliah di Universitas Libya, di mana dia lulus dengan nilai yang sangat baik. Dia lalu bergabung dengan Akademi Militer di Benghazi pada 1963, di mana dia dan beberapa rekan militannya membentuk sebuah kelompok rahasia yang bertujuan menjatuhkan monarki Libya yang pro-Barat. Setelah lulus pada 1965, dia dikirim ke Britania untuk latihan lanjutan, dan kembali pada 1966 sebagai seorang opsir dalam Korps Sinyal. Khadafi mempunyai delapan anak, tujuh di antaranya lelaki. Putranya yang paling tua, Muhammad Khadafi adalah ketua Komite Olimpiade Libya. Putra tertua kedua Al-Saadi Khadafi, adalah ketua Federasi Sepak Bola Libya, bermain di tim Seri A, Perugia, dan juga bermain film. Satu-satunya putrinya, Ayesha Khadafi, adalah seorang pengacara yang telah bergabung dengan tim pengacara Saddam Hussein.
3.2
Keluarga
Khadafi menikah dengan:
- Fatiha al-Nuri (1969–1970; bercerai), memiliki anak 1 orang, yaitu:
- Muhammad al-Qaddafi (1971), Komite Olimpiade Libya
- Safia el-Brasai (1971–2011), memiliki 7 orang anak, yaitu
- Saif al-Islam al-Qaddafi (1972)
- Al-Saadi al-Qaddafi (1973), Ketua Federasi Sepak Bola Libya, bermain di tim Seri A, Perugia dan juga bermain film
- Ayesha al-Qaddafi (1975), seorang pengacara yang telah bergabung dengan tim pengacara Saddam Hussein
- Hannibal al-Qaddafi (1976)
- Al-Mu'tasim Billah al-Qaddafi (1977-2011)
- Saif al-Arab al-Qaddafi (1982-2011)
- Khamis al-Qaddafi (1983-2011)
Dia juga dikatakan telah mengadopsi dua anak, yaitu:
3.3 Diplomasi
Washington
Tahun 1951, Amerika
Serikat mendukung kemerdekaan Libya dan disusul peningkatan hubungan bilateral
sampai tingkat kedutaan. Hubungan Libya-Amerika Serikat terhenti ketika Kapten
Muammar Khadafi memimpin Revolusi Al Fatah untuk menyingkirkan Raja Idris pada
1969. Sejak 1969, jabatan yang Khadafi bukan jabatan resmi, tetapi ia
menyandang "Guide of the First of September Great Revolution of the
Socialist People's Libyan Arab Jamahiriya" atau "Brotherly Leader and
Guide of the Revolution".Setelah berkuasa, Khadafi yang telah
berpangkat kolonel melancarkan revolusi budaya yang mengandung inti
penyingkiran semua ideologi dan pengaruh yang berbau asing, seperti kapitalisme
dan komunisme. Ia kemudian mengembangkan masyarakat baru berdasarkan
prinsip-prinsip sosialisme Libya dengan semboyan "sosialisme, persatuan,
dan kebebasan". Semenjak ini hubungan kedua negara semakin memburuk dan
mencapai titik terendah. Massa yang anti-AS menggelar demonstrasi pro-Iran pada
Desember 1979. Massa membakar gedung Kedutaan Besar AS di Tripoli menjadi akhir
dari demonstrasi tersebut.
Masih pada tahun 1979,
pesawat-pesawat tempur AS menembak jatuh dua pesawat tempur Libya di atas Teluk
Sidra. Insiden itu memperburuk hubungan kedua negara. Setelah menyatakan bahwa
Libya sebagai "negara sponsor terorisme", AS menutup kedutaannya di
Tripoli pada Februari 1980. Sementara, Libya juga menutup kedutaannya di
Washington. Pada Januari 1986, Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan
memerintahkan penghentian hubungan dagang dan ekonomi dengan Libya. Langkah ini
disusul dengan pembekuan aset-aset Libya di AS. Bukan hanya menutup diplomatik,
keuangan dan perdagangan, tapi juga berusaha menyingkirkan Khadafi.
Pesawat-pesawat tempur AS memborbardir Tripoli, Benghazi, dan rumah Khadafi
pada April 1986. Tindakan itu sebagai balasan atas pemboman sebuah diskotek di
Berlin Barat yang dipakai sebagai tempat hiburan tentara AS.
Gempuran pesawat tempur AS
menewaskan setidaknya 15 orang, termasuk putri Khadafi yang masih kanak-kanak.
Posisinya dengan Libya makin tersudut menyusul terjadinya ledakan pesawat Pan
AM dengan nomor penerbangan 103 pada Desember 1988. Pesawat yang berangkat dari
London menuju New York meledak di atas Lockerbie (Skotlandia) dan menewaskan
259 orang di pesawat serta 11 orang lainnya tewas di darat. Akibat tindakan
itu, Dewan Keamanan PBB menerbitkan resolusi 748 dan 883 pada tahun 1992/1993.
PBB menjatuhkan sanksi atas Libya, membekukan aset-aset, dan mengembargo
perlengkapan penambangan minyak secara selektif. Tahun 1999, Libya menyatakan
bertanggung jawab atas tragedi Lockerbie. Tripoli menyerahkan dua terdakwa peledakan
pesawat untuk diadili di Belanda dan bersedia membayar ganti rugi kepada
keluarga korban senilai 2,7 miliar dollar AS pada tahun 2003. Atas langkah ini,
Dewan Keamanan PBB mencabut sanksi dan didukung AS.
Sikap Washington berubah ketika Khadafi mengakui bahwa Libya mengembangkan senjata pemusnah massal dan segera memusnahkan semua program pada Desember 2003. Pengakuan dan tekad tersebut mencairkan kebekuan hubungan Tripoli-Washington. Sejak kedua negara meningkatkan kontrak dan berusaha menyingkirkan hambatan hubungan diplomatik, perusahaan-perusahaan minyak masuk kembali ke Libya. Keputusan Washington pada 15 Mei 2006 untuk memulihkan kembali hubungan diplomatik memang mengejutkan karena Libya dinilai membantu terorisme. Tetapi, ada faktor politik dan positif di balik mencairnya hubungan Khadafi dan Presiden George W Bush.
Sikap Washington berubah ketika Khadafi mengakui bahwa Libya mengembangkan senjata pemusnah massal dan segera memusnahkan semua program pada Desember 2003. Pengakuan dan tekad tersebut mencairkan kebekuan hubungan Tripoli-Washington. Sejak kedua negara meningkatkan kontrak dan berusaha menyingkirkan hambatan hubungan diplomatik, perusahaan-perusahaan minyak masuk kembali ke Libya. Keputusan Washington pada 15 Mei 2006 untuk memulihkan kembali hubungan diplomatik memang mengejutkan karena Libya dinilai membantu terorisme. Tetapi, ada faktor politik dan positif di balik mencairnya hubungan Khadafi dan Presiden George W Bush.
BAB
IV
PEMBAHASAN
Kepemimpinan Muammar Khadafi
didapat dari kudata militer, dalam kepemimpinannya khadafi merubah konstitusi
Libya menjadi undang - undang berdasarkan ideologi politiknya. Dan gerak gerik
masyarakat dibungkam jadi pengaturan negaranya hanya berpihak dalam ideologinya
tanpa menerima masukan dari rakyatnya. Masyarakat dipaksa untuk mengikuti
kekuasaannya dengan mengandalkan kekuatan militernya, tapi dalam kekuasaannya
kekuasaan khadafi terlalu berlebihan dalam membungkam rakyatnya.
Tipe Kepemimpinan
Muammar Khadafi adalah Leader by power held. Seseorang yang menjadi pemimpin
dikarenakan kekuasaan yang dimilikinya. Gaya kepemimpinan muammar khadafi termasuk
dalam gaya otokratik, karena muammar khadafi memaksa rakyatnya untuk mematuhi
segala perintahnya, dan gerakan masyarakat sangat dibatasi. Sebenarnya gaya
kepemimpinan otokratik sangat bagus, tapi khadafi terlalu berlebihan sehingga
rakyat malah menjadi tidak puas dalam kepemimpinannya dan malah mejadi
memberontak pada kepemimpinannya.
Runtuh kepemimpinannya berawal dari demo
ketidakpuasan rakyat libya pada presiden khadafi, tapi khadafi malah melawan
demonstran dengan mengerahkan kekuatan militernya bahkan khadafi tidak segan
dengan menembak mati para demonstran, sehingga NATO geram dengan keputusan
khadafi dalam menghadapi demonstran yang tidak prikemanusiaan. Akhirnya NATO
membantu rakyat yang menentang kepemimpinan khadafi, dan perang saudara pun tak
terelakan yang akhirnya khadafi terbunuh dalam serangan rakayat yang geram
dengan kepemimpinannya.
Dilihat dari teori
kepemimpinan sifat ( trait theory ) menurut Keith Devis keberhasilan seorang
pemimpin harus memiliki 4 sifat yaitu : Kecerdasan, Kedewasaan dan Keluasan
Hubungan Sosial, motivasi diri dan dorongan berprestasi dan sikap hubungan
kemanusiaan. Belum semua sifat diatas khadafi miliki satu hal yang khadafi
belum miliki yaitu sikap hubungan kemanusiaan, dimana khadafi belum bisa
menghormati hak rakyatnya.
Dalam teori
kepemimpinan perilaku dan situasi, dijelaskan bahwa seorang pemimpin yang baik
adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada
bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula. Dari segi persepsi, seorang pimpinan
yang otokratik adalah seorang yang sangat egois. Dan dalam menterjemahkan
disiplin kerja bawahan adalah dengan perwujudan kesetian bawahan kepada
dirinya. Sehingga dalam mengembangkan persepsinya bahwa tujuan organisasi itu
identik dengan tujuan pribadinya. Karena organisasi diperlakukan hanya sebagai
alat untuk mencapai tujuan pribadinya.
Dari segi nilai yang dianut, pemimpin
otokratik itu menganut nilai bahwa segala sesuatu tindakannya dianggap benar
bilamana tindakan tersebut adalah untuk mempercepat tercapainya
tujuan-tujuannya. Dan bilamana ada suatu tindakan yang dianggap tidak benar,
maka tindakan tersebut dianggap sebagai penghalang dan harus disingkirkan.
Dari segi sikap yang diambil,
pemimpin otokratik itu akan menunjukkan sikapnya dalam bentuk:
- Kecenderungannya memperlakukan bawahan sama dengan alat dalam organisasi dan kurang menghargai harkat dan martabat bawahannya.
- Mengutamakan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa adanya keterkaitan dengan kepentingan dan kebutuhan bawahan.
- Mengabaikan peranan bawahan dalam proses pengambilan keputusan, sehingga bawahan hanya dituntut untuk sebagai pelaksana saja.
Dari segi perilaku, pemimpin
otokratik akan sangat sulit bahkan tidak akan mau menerima saran dan pandangan
dari bawahannya. Terlebih lagi dalam bentuk kritik, maka dapat diartikan
sebagai usaha merongrong kekuasaannya.
Seorang pemimpin yang otoriter akan
menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, Seorang pemimpin yang otokratis
ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut:
1.
Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi
2.
Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan
organisasi
3.
Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata;
Tidak mau menerimsaran dan pendapat
4.
Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya
5.
Dalam tindakan pengge-rakkannya sering
memperguna-kan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
Gaya kepemimpinan
yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:
a.
Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya
b.
Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya
c.
Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
menggunakan pendekatan punitif dalam hal terhadinya penyimpangan oleh bawahan.
Lambat
laun gaya kepemimpinan ini dianggap tidak sesuai lagi seiring perkembangan
zaman, sehingga terjadi perubahan struktur organisasi dan gaya kepemimpinan.
BAB
V
KESIMPULAN
Tipe Kepemimpinan
Muammar Khadafi adalah Leader by power held (Seseorang yang menjadi pemimpin
dikarenakan kekuasaan yang dimilikinya). Gaya kepemimpinan muammar khadafi termasuk
dalam gaya otokratik, karena muammar khadafi memaksa rakyatnya untuk mematuhi
segala perintahnya, dan gerakan masyarakat sangat dibatasi.
Dengan demikian, gaya kepemimpinan
seseorang yang otokratik dalam prakteknya mempunyai gaya sebagai berikut:
- Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya.
- Dalam hal penegakan disiplin, gaya kepemimpinannya akan bersifat kaku.
- Bernada keras dan paksa dalam pemberian perintah atai instruksi.
- Menggunakan pendekatan punitif (hukuman) bilamana terjadi kesalahan atau penyimpangan oleh bawahan.
Permasalahan yang timbul dengan gaya
kepemimpinan ini adalah sebagai berikut:
- Keberhasilan yang dicapai adalah karena ketakutan bawahan terhadap atasannya dan bukan atas dasar keyakinan bersama.
- Disiplin yang terwujud selalu dibayang-bayangi dengan ketakutan akan hukuman yang keras bahkan pemecatan.
- Untuk efektifitas kinerja bawahan akan melorot drastis jika ketaatan dan disiplin kerja menurun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar